
Apa saja contoh kas kecil dan bagaimana pengertiannya serta cara membuatnya? Simak penjelasannya pada artikel di bawah ini!
Pengertian Kas Kecil
Kas kecil adalah dana atau uang tunai yang disediakan oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk keperluan operasional sehari-hari dengan jumlah terbatas. Dana ini digunakan untuk membayar berbagai biaya kecil, seperti pembelian perlengkapan kantor, biaya bahan-bahan kecil, atau biaya operasional lainnya. Penggunaan kas kecil bertujuan untuk menghindari pengeluaran dari kas besar atau rekening bank utama dalam jumlah kecil yang sering terjadi, sehingga memudahkan pencatatan dan pengendalian keuangan perusahaan.
Contoh kas kecil
Misalnya, sebuah perusahaan memiliki kas kecil sebesar 1 juta rupiah. Kas kecil tersebut digunakan untuk membayar berbagai kebutuhan operasional kecil seperti pembelian pulpen, pena, memo, atau pembelian makanan ringan untuk rapat.
Cara membuat kas kecil
Berikut ini adalah beberapa cara bagaimana membuat kas kecil untuk bisnis Anda:
1. Tentukan Jumlah Dana
Tentukan jumlah dana yang akan dialokasikan untuk kas kecil sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jumlah ini sebaiknya cukup untuk menutup biaya-biaya operasional kecil dalam periode tertentu.
2. Buat Rekening Kas Kecil
Buat rekening khusus untuk kas kecil. Rekening ini bisa berupa lemari besi kecil, laci, atau kotak yang aman untuk menyimpan uang tunai.
3. Penunjukan Penanggung Jawab
Tentukan orang yang bertanggung jawab atas pengelolaan kas kecil. Orang ini biasanya disebut sebagai “Petty Cash Custodian.” Pastikan orang yang dipilih memiliki integritas tinggi dan dapat dipercaya.
4. Catat Setoran Awal
Catat jumlah dana awal yang ditempatkan dalam kas kecil sebagai saldo awal.
5. Pencatatan Transaksi
Setiap kali ada pengeluaran dari kas kecil, catat secara rinci informasi mengenai transaksi tersebut. Termasuk tanggal transaksi, deskripsi item atau keperluan pembelian, dan jumlah yang dikeluarkan.
6. Dokumen Pendukung
Pastikan ada dokumen pendukung yang menyertai setiap transaksi, seperti faktur, kwitansi, atau bon. Dokumen ini penting untuk keperluan verifikasi dan akuntansi.
7. Rekonsiliasi dan Isi Ulang
Secara berkala, lakukan rekonsiliasi kas kecil dengan saldo aktualnya. Jika saldo semakin menipis, isi ulang kas kecil dengan mengambil dana dari kas besar atau rekening bank sesuai dengan kebijakan perusahaan.
8. Laporan dan Verifikasi
Secara periodik, hasilkan laporan mengenai transaksi yang dilakukan dari kas kecil dan ajukan untuk diverifikasi oleh pihak yang berwenang, seperti bagian keuangan atau akuntansi.
9. Jaga Keamanan
Pastikan keamanan kas kecil selalu terjaga. Tempat penyimpanan harus terkunci dan hanya dapat diakses oleh petugas yang bertanggung jawab.
10. Tutup Kas Kecil
Jika kas kecil tidak lagi diperlukan atau proses akhir periode telah dilakukan, lakukan penutupan kas kecil dengan merekonsiliasi dan menyesuaikan saldo terakhirnya.
Penting untuk diingat bahwa setiap perusahaan atau organisasi mungkin memiliki kebijakan dan prosedur yang berbeda dalam pengelolaan kas kecil. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu mengikuti aturan dan pedoman yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau organisasi yang bersangkutan.
Dapatkan informasi seputar logistik digital yang lengkap dengan klik link berikut ini, Fulfillment 4 PL untuk membantu kelangsungan operasional pada bisnis Anda!